Drama Moonshine (꽃 피면 달 생각하고) yang mengambil alih slot pengganti The King’s Affection ini, sanggup kami simak melalui Viu maupun Iqiyi setiap Senin-Selasa jam 21.30. Per postingan ini tayang, Moonshine udah memasuki episode 12 yang bermakna sebentar lagi akan tamat. So, bikin yang rela binge watch sanggup banget dari saat ini nih. Dibanding drama lain di dalam genre yang sama, cerita yang diusung oleh Moonshine relatif lebih mudah dan mudah dinikmati meskipun chingu bukan penggemar sageuk.
Pasalnya, porsi komedi di dalam film korea sejarah ini memadai mendominasi, bersama dengan jalur cerita yang tidak banyak dibebani mirip isu-isu perpolitikan zaman Joseon. Dari poster-posternya aja tampak kok yaa, kalau drama ini nggak serius-serius amat. Bahkan saya nggak nemu poster yang lebih kalem gitu, mengingat tokoh-tokoh ceritanya adalah para bangsawan. Ya karena sebetulnya seenteng ituuhh, menjadi posternya pun udah terlalu mewakili ceritanya.
Sinopsis Moonshine Semua bermula dari dekrit Raja yang melarang peredaran alkohol atau minuman keras di semua lokasi Joseon. Kantor Larangan (saheonbu) pun didirikan sebagai pasukan patroli yang menegakkan aturan Raja ini (semacam satpol PP-nya gitulah kalau di kita).
Sebagaimana kami mengetahui bahwa kehidupan sehari-hari di Joseon nggak terlepas dari budaya minum-minum, pelarangan ini terhitung menggoncang semua lapisan masyarakat. Tidak hanya di kalangan grass root, bar-bar dan Rumah Gisaeng, para pejabat istana pun pro kontra atas ketentuan Raja yang tidak populis ini.
Tujuan Raja sih baik, alasan pelarangan ini adalah mengolah miras hanya akan menggunakan stok beras negara. Selain itu terhitung semua sendi kehidupan kenegaraan sanggup berantakan akibat miras. Seperti kata Bung Rhoma Irama, minuman keras sanggup merusakkan jiwa, dan menghancurkan hidup.
Namun, sepanjang 10 tahun pelarangan miras, tersedia saja tikus-tikus kecil yang bermain di got kotor dengan sebutan lain perdagangan miras ilegal udah terjadi di luar pantauan istana. Dalam setting Moonshine, Raja merencanakan lebih mengetatkan lagi pelarangan ini, apalagi alkohol di dalam ritual dan pernikahan terhitung formal dilarang. Yang tertangkap sementara minum-minum akan dihukum menjadi budak dan diasingkan. Dia menempatkan Nam Young (Yoo Seung Ho), cendekiawan lulusan terbaik ujian negara yang memiliki komitmen dan sikap telaten sebagai pengawas di kantor Saheonbu.
Tugas Nam Young dan kelompoknya adalah menggerebek kedai-kedai atau perkumpulan orang-orang yang ketahuan tengah minum-minum, betransaksi, dan mengungkap sindikat jual membeli miras ilegal. Sementara itu, Kang Ro Seo (Hyeri), adalah gadis bangsawan yang jatuh miskin sementara ayahnya tewas 10 tahun yang lalu.
Kini ia hidup menjadi tulang punggung keluarga bersama dengan kakaknya yang selalu gagal di dalam ujian negara. Ro Seo bersedia melaksanakan pekerjaan apa saja untuk hidup dan membayar utangnya pada preman. Memotong kayu, menjajakan beras dan jelai di pasar, apa pun asal menghasilkan uang.
Hingga selanjutnya Ro Seo teringat sementara kecil diajari menyebabkan minuman keras oleh ayahnya. Filosofinya, alkohol akan berfaedah terkait untuk apa (tujuan) diminumnya. Ia sanggup baik untuk menenangkan asumsi dan menyembuhkan luka, tetapi terhitung sanggup tidak baik di tangan orang yang mengonsumsinya berlebihan.
Ro Seo tahu, bahwa pelarangan miras menyebabkan orang akan bersedia membayar lebih untuk mendapatkannya. Diam-diam dia menjajakan miras racikannya ke orang-orang di kedai, sesudah itu menjajakan melalui gerobak secara keliling bersama dengan bersama dengan Geum, sahabatnya.
Karena miras buatan Ro Seo enak bersama dengan sentuhan floral pada aromanya, bar kelilingnya kian tenar di kalangan para peminum hingga terdengar di telinga Lee Pyo, Putra Mahkota (Byun Woo Seok). Konflik diawali di mana Nam Young adalah penyewa kamar di rumah Ro Seo, sementara gadis itu menyebabkan miras di rumahnya juga. Yang satu pengawas, yang satu produsen. Gimana langkah mereka kucing-kucingan? Nah, ini lah yang bikin Moonshine menarik untuk disaksikan