Calon Investor Pertamina di Proyek Kilang Balikpapan

Mubadala Investment Company, perusahaan investasi keuangan berasal dari Uni Emirat Arab (UEA), berpotensi jadi investor di dalam Proyek Kilang Balikpapan yang digarap PT Pertamina (Persero). Investasi yang diperlukan untuk proyek ini diperkirakan meraih US$ 5,5 miliar.

Pertamina telah meneken perjanjian prinsip atau Refinery Investment Principle Agreement untuk mengevaluasi lebih lanjut peluang kerja sama investasi di sektor pengolahan, terhadap Minggu (12/1) lalu. Perjanjian selanjutnya bakal mengimbuhkan susunan yang sadar untuk meyakinkan kerja sama sebagai jalur menuju investasi bersama dengan yang potensial. Perjanjian ini termasuk merupakan tindak lanjut berasal dari pengembangan pertalian pada Mubadala dan Pertamina dan Indonesia, yang mencakup sektor hulu, pengolahan, dan Petrokimia.

 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, penandatangan perjanjian ini merupakan wujud prinsip Pertamina dan Mubadala sebagai tidak benar satu investor yang menunjukkan minat untuk pengembangan Kilang Balikpapan. Penandatanganan perjanjian prinsip ini diperlukan untuk melanjutkan sistem kemitraan ke step uji tuntas dan negosiasi.

 

“Ini menunjukkan ada keseriusan ke-2 belah pihak untuk meraih kesepakatan bisnis di dalam rangka mempercepat pembangunan Kilang Balikpapan, sebagaimana yang diamanahkan Pemerintah kepada Pertamina,” kata dia di dalam info resminya, Rabu (15/1) malam.

 

Menurut Nicke, kala ini Pertamina tengah mencari equity investor (mitra investasi modal) untuk bergabung di dalam mengembangkan Kilang Balikpapan. Proses selanjutnya di mulai sejak Mei 2019, bersama dengan penerbitan project teaser kepada calon investor yang terdiri berasal dari perusahaan migas internasional, perusahaan perdagangan, dan investor keuangan.

 

“Setelah project teaser diterbitkan, lebih dari satu investor telah mengirimkan Letter of Interest kepada Pertamina dan sistem seterusnya bakal dijalankan project sounding dan kunjungan ke Kilang Balikpapan bagi investor yang tertarik,” ujar Nicke.

 

Ditambahkannya, calon mitra yang ditargetkan untuk Proyek Kilang Balikpapan adalah perusahaan investasi keuangan. Hal ini mengingat proyek telah memasuki tahapan konstruksi dan telah tersedia skema tolling. Sehingga, Mubadala merupakan tidak benar satu perusahaan investasi keuangan yang berpotensi, sesuai bersama dengan persyaratan yang ditetapkan Pertamina.

 

“Selain itu, Mubadala termasuk dipandang mempunyai kompetensi tekhnis yang diharapkan mampu membantu Pertamina di dalam perihal manajemen proyek,” tuturnya.

 

Sebelumnya, terhadap November 2019, Pertamina telah mengeluarkan Preliminary Information Memorandum kepada investor terseleksi yang telah menunjukkan minat dan komitmennya terhadap proyek Kilang Balikpapan. Estimasi investasi yang diperlukan untuk proyek selanjutnya lebih kurang US$ 5,5 miliar.

 

Hingga akhir November th. lalu, progres konstruksi Kilang Balikpapan telah meraih 9%, dibanding rencana 6%. Kilang Balikpapan Tahap I ini ditargetkan mampu mulai beroperasi terhadap Juni 2023.

 

Pada kala yang sama, Pertamina termasuk telah mempersiapkan Proyek Kilang Balikpapan Tahap II. Desain dasar (basic engineering design/BED) proyek ini telah selesai, dan kini tengah di dalam persiapan lelang terhadap th. ini, disusul konstruksi terhadap th. yang sama. Tahap II ini ditargetkan selesai di 2025-2026 dan mampu memproses minyak mentah takaran sulfur tinggi, bersama dengan kapasitas naik berasal dari 260 ribu bph jadi 360 ribu bph.