7 Jenis Penutup Kepala Pria Paling Populer di Indonesia

main image

Di Indonesia, penutup kepala khususnya bagi pria tidak lagi eksis sebagai fashion semata. Para pria kian mengandalkan penutup kepala sebagai ciri khas daerah hingga alat ibadah.

Mau tahu apa saja 7 jenis penutup kepala pria paling populer di Indonesia? Yuk, simak penjelasan sebagai berikut.

 

  • Peci songkok

Penutup kepala yang menjadi bagian dari pakaian muslim ini berasal dari budaya Melayu. Masyarakat juga biasa menyebut peci songkok sebagai kopiah yang berasal dari bahasa Arab yaitu kaffiyeh.

Peci songkok memiliki bentuk khas seperti tabung dengan bahan umum berupa katun, beludru, hingga rotan. Tidak hanya berwarna hitam, kini peci songkok memiliki berbagai variasi warna sesuai selera seperti biru, hijau, ungu, dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak jenis penutup kepala, peci songkok termasuk salah satu penutup kepala yang populer sejak lama. Bagaimana tidak, selain menjadi outfit khas presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, peci songkok juga kerap digunakan oleh berbagai tokoh publik dalam acara non formal maupun keagamaan hingga saat ini.

 

  • Blangkon

Blangkon merupakan penutup kepala yang berasal dari Pulau Jawa. Nama blangkon sendiri berasal dari kata blangko yang berarti penutup kepala siap pakai.

Ciri khas blangkon adalah adanya tonjolan pada bagian belakang. Hal ini memiliki makna khusus yaitu model rambut pria zaman dahulu yang panjang sehingga tersumbul. Penutup kepala yang tercipta dari pengaruh agama Hindu dan Islam ini masih kerap digunakan hingga sekarang, misalnya oleh Sultan Hamengkubuwono X.

 

  • Udeng

Terkenal sebagai penutup kepala khas Bali, udeng kerap digunakan saat ibadah maupun acara non formal. Untuk acara ibadah, udeng yang digunakan berwarna putih polos.

Penutup kepala dari kain ini terkenal dengan pembuatannya yang rumit namun memiliki sarat makna. Salah satunya adalah ikatan yang berada di tengah untuk memusatkan pikiran serta bentuk ke atas sebagai pemujaan kepada Tuhan.

 

  • Tanjak

Tanjak adalah penutup kepala yang berasal dari budaya Melayu. Tanjak memiliki bentuk segitiga atau runcing ke atas dan umumnya terbuat dari songket.

Pada zaman dahulu, penutup kepala yang biasa disebut dengan tengkolok ini digunakan untuk bangsawan atau tokoh masyarakat saja. Saat ini, tanjak pun masih dipakai oleh para pria dalam acara pernikahan, acara adat, dan masih banyak lagi.

 

  • Totopong

Menjadi penutup kepala khas Sunda, totopong biasa juga disebut dengan iket. Bagian dari set baju adat Sunda ini semakin populer saat digunakan oleh tokoh dongeng Kabayan.

Keunikan totopong terletak pada model yang dapat dimodifikasi menjadi 7 bentuk yang berbeda. Adapun bentuk standar yang biasa dipakai adalah Barangbang Semplak, Parekos Nangka, Parekos Jengkol, Tutup Liwet, Lohen, Porteng, dan Kole Nyangsang.

 

  • Ti’i langga

Berbeda dengan penutup kepala lainnya, ti’i langga memiliki bentuk yang unik berupa tepian lebar ditambah dengan cula yang tinggi. Topi khas Rote, Nusa Tenggara Timur ini terbuat dari daun pohon lontar yang dianyam selama 2 minggu. Topi yang merepresentasikan nilai kepemimpinan dan bentuk wibawa ini biasa digunakan untuk acara seremonial.

 

  • Kupiah meukeutop

Dari namanya, kupiah meukeutop dikenal sebagai penutup kepala yang berasal dari Aceh. Topi yang populer berkat pahlawan Teuku Umar ini terbuat dari kain songket dengan warna dasar merah dan kuning. Nantinya, kain akan dianyam membentuk lingkaran dengan warna yang sesuai dengan pakaian adat.

Dari 7 penutup kepala di atas, kini para pria dapat menentukan mana yang ingin dipakai secara bergantian sesuai selera. Tentunya pemakaian topi dapat disesuaikan menurut budaya atau norma yang berlaku. Selamat mencoba, ya!